Minggu, 05 Januari 2014

PUTIH-MERAH,BIRU,ABU-ABU (Part 2)

                 Yow, What’s up ?? Akhirnya oh akhirnya otak gue bisa pulih lagi dan bisa ngelanjutin tulisan part ke2 ini.Tadinya ini otak mampet banget buat mikir,gara-gara dipakai ngerjain soal-soal ulangan semester selama dua minggu berturut-turut(Gue lemah!).Setelah gue tau,ternyata di otak gue ada beberapa sistem saraf yang hampir putus dan minta untuk diganti.Tapi akhirnya,setelah diistirahatin(dengan tidak dipakai untuk berpikir) selama satu minggu dan atas bantuan teman-teman kampret gue dan adik-adik kelas yang cukup menghibur,otak ini bisa kembali bekerja lagi,Alhamdullilah.Dan sampailah gue disini dan akan ngelanjutin tulisan ini yang sudah gue janjiin ditulisan gue yang lalu.Dengan ilmu yang cukup ciamik dan kepercayaan diri yang cukup matang,akan gue lanjutin perjuangan ini(apa ini coba?).Oke,karena ditulisan gue kemarin sudah menceritakan bagaimana kisah-kisah absurd gue dimasa TK dan SD,sekarang nyok mari lanjutkan kisah selanjutnya.CRROTTT!
                   SMP (Sekolah Menengah Pertama),sebuah tingkatan sekolah menengah pertama yang kebanyakan dihuni oleh anak-anak baru selesai pubertas dan mulai sedikit memiliki akal dan pikiran.Dan dimasa SMP ini pulalah gue juga mengalami sebuah kisah.*Tenengnengneng*

                   Dimulai dari awal pertama gue masuk SMP,yaitu pendaftaran.Dimasa pendaftaran ini bisa dibilang sebuah hal yang cukup menegagkan bagi gue, antara hidup dan mati(Lebay).Dan sebuah sekolah sial yang gue pilih untuk mendaftar sekolah itu adalah SMPN 5 Banjarbaru.Sebuah sekolah yang cukup populer dan cukup berprestasi dikalangan sekitarnya.Dan dimasa pendaftaran ini,gue tidak seperti anak-anak lainnya yang biasanya akan dihantarkan oleh orangtuanya atau saudaranya untuk mendaftar.Gue tidak.Gue dimasa pendaftaran,datang seorang diri kesekolah yang gue pilih untuk mendaftar.Alasannya sederhana,Orangtua(mama)gue sibuk bekerja dan saudara?gue tidak punya saudara disekitar gue(jauh-jauh).Dan bersama teman-temanlah gue berangkat mendaftar.Dan hal ini sedikit menimbulkan masalah,karena disebuah pendaftaran akan (sangat) membutuhkan peranan orangtua,dari tandatangan arsip-arsip penting dan pembayaran tetek bengeknya (bukan tetek sedang bengek tapi tetek bengek=macam-macam).Dan ini kejadian kepada gue dipendaftaran pertama gue.Waktu itu ketika giliran gue untuk mendaftar,ada seorang guru(sebut saja udin)bertanya kepada gue “Orangtuanya mana? Sendirian aja?”.
 ”Ehhh” jawab gue gugup.
 “Kalau mau daftar harus sama orangtua,nanti susah urusannya”kata si Udin dengan tegas.
“Ehh,ohh ya ya”jawab gue (masih)gugup.
                   Mendengar omongan si Udin ini,gue jadi gugup tak bisa bicara.Dan terlintas dipikiran,Aha’gue harus menjauh dari hadapan Udin dan keluar.Dan menjauhlah gue dari hadapan Udin sambil ingin mengacungkan jari tengah.Tapi gue urungkan niat nakal gue itu karena takutnya gue akan seramnya wajah si Udin yang lebih seram dari wajah serigala lapar kena rabies.
                   Lalu bagaimana gue bisa mendaftar dengan mulus tanpa hadirnya orangtua dampingin gue,dalam hati berkata. Ada pilihan rencana yang bisa gue pakai disini 1)Gue bisa nyewa tukang becak didepan sekolah buat jadi orangtua palsu gue, atau 2)Gue dandanin salah satu teman gue semirip mungkin dengan mama gue.Tapi 2 rencana gue ini gagal karena kosongnya parkiran becak didepan sekolah(emang gak ada becak didepan sekolahnya sih) dan tidak bisanya gue dandanin teman gue jadi mirip mama gue(gak bawa kotak make-up cyin).
                  Namun rasa gundah gulana gue terjawabkan.Si Udin hilang dari meja pendaftaran dan digantikan oleh seorang guru lainnya(sebut saja Ani).Gue melihat si ibu Ani,wajahnya bercahaya yang cahayanya berasal pantulan dari langit.Ini dia jawaban gue.Dengan percaya diri,gue mulai mencoba mendaftar lagi,mencoba peruntungan dengan si ibu ani.Siapa tau beliau baik?.Dan dengan terkumpulnya keberanian dan kePDan,gue nyelonong mendekati si ibu Ani.Dan jelas saja,tanpa basa-basi si ibu Ani ini langung memberikan kertas pendaftaran dan menyuruh gue mengisinya dan tanpa harus mempermasalahkan gue ditemani orangtua atau tidak(gak kaya si Udin).Dan pada saat itu juga ingin gue kecup kening beliau.
                 Dan dengan jasa beliau,gue masuk dan diterima diSMP tersebut(dengan tandatangan palsu orangtua gue yang gue rancang sendiri semirip mungkin dengan aslinya).
                 Setelah diterima dalam sebuah sekolah,pasti semua siswa akan mengalami sebuah rutinitas yang dialami semua siswa baru,yaitu MOS (Masa Orientase Siswa).Dan rutinitas kampret satu ini juga menimpa gue.Di saat itu gue gak begitu suka dengan cara kerja MOS ini berlangsung.Ya,karena menurut gue MOS ini aneh(+Kampret).Karena aneh aja menurut gue,siswa baru sebelum masuk sekolah barunya akan disuruh mengikuti rutinitas kampret yang dibilang orientase ini.Dan belum lagi di MOS ini akan diperintahkan perintah-perintah aneh seperti membawa barang-barang yang menurut gue gak pantas buat dibawa kesekolah,dari sapu lah,pot bunga lah,cangkul lah,parang lah,sampai ke bata press(Ini mau orientase apa mau tawuran),untungnya gak sampai disuruh bawa preman pasar(kalo emang disuruh sih,gue bawa nenek gue).Dan belum lagi di MOS ini juga akan ada orang yang sok asik dan sok berkuasa yang menjuluki diri mereka “senior”.Dan menurut si para “senior” ini,seorang murid baru atau “junior” harus menuruti apapun perintah yang keluar dari mulut mereka(entah itu masuk akal atau tidak).Tapi menurut gue sebuah orientase seharusnya adalah sebuah perkenalan ke sekolah baru yang akan ditempati siswa-siswa baru,seperti misalnya aja bisa siswa diajak mengenal lebih dalam sekolah atau memahami peraturan-peraturan yang ada disekolah tersebut atau juga hal lainnya yang lebih bermanfaat,bukannya untuk diperintah-perintah gak jelas (Itu sih menurut gue ya,menurut pandangan gue).
                   Begitupula rutinitas yang gue alami sekitar 4hari untuk menjalani MOS sebelum gue resmi menjadi siswa di SMPN 5 Banjarbaru.Dan untungnya semua itu berakhir dengan mulus,tak ada kendala dan baik-baik saja dan alhamdullilah gue masih perjaka (loh?gak nyambung).
                   Dan setelah menjalani semua hal yang harus dipenuhi,resmilah gue menjadi seorang siswa diSMP itu (SMPN 5 Banjarbaru).Dan terpilihlah sebuah kelas yang akan menjadi tempat bersarang gue,yaitu kelas VIIA(7A/1A).Dikelas ini di isi 37 siswa,16 laki-laki dan 21 perempuan(hebat gak?masih inget lo gue).Diwali kelasi oleh seorang guru kece dan gendut cantik,Ibu Emilya agustin contesa(salah gak ya?).Dan kelas gue ini merupakan kelas yang agak paling dikenal,bukan karena prestasi atau kecerdasan,tapi karena keributan-keributan dan kekacauan-kekacauan siswa kelas.Semua terbukti dengan seringnya siswa kelas yang sering dipanggil ke kantor guru maupun dijemur dilapangan basket dan seringnya juga dipindahnya kelas kami dari hulu ke hilir.Tapi walau semua kendala yang setiap datang dan pergi kami selalu bersama mengatasinya (iya gak sih? Bodo amat!).
                 Dikelas VII ini pula gue mulai bersosialisasi dengan sekitar,dengan ikutnya gue di sebuah organisasi sekolah yaitu OSIS(Organisasi Siswa Intra Sekolah).Cara masuk Osis ini pun agak cukup unik(yang lebih ganas dari MOS),dari dites baris berbaris,kecerdasan otak,ketahanan tubuh sampai tes keperawanan dan kejelekan wajah(eh?gak gak!).Tapi degan ketekunan diri dan ketegaran hati,gue terpilih menjadi salah satu anggotannya dan menjabat sebagai aggota sekbid,yang gue lupa apa urusannya(Faktor umur).Dan dalam sebuah sekolah ini,OSIS bertugas sebagai wakil siswa menyempaikan saran ke sekolah atau menyampaikan saran sekolah ke siswa dan juga membantu hal-hal urusan sekolah(Ngarti?).Tapi ada satu hal yang mengesankan dalam tugas OSIS diSMP gue ini,yaitu semua anggota OSISnya disetiap pagi akan dijemput oleh ketua OSIS(waktu itu ketuanya si ANAN;ganteng,gagah)ke setiap kelas para anggotanya dan akan menyuruh mereka membawa sapu,Untuk apa sapu itu? Sapu ini digunakan untuk membersihkan sampah-sampah yang disekitar sekolah(terutama dibawah pohon).Jadi kita(para anggota OSIS)disetiap pagi akan berkeliling sekolah dengan masing-masing sapu ditangan dan akan membersihkan sampah-sampah yang berserakan dan membasminya.Mulia sekali bukan?
               Dan satu tahun gue jalanin dikelas VII dengan baik dan mulus,dan naik kelas dengan nilai yang cukup memuaskan(dan tetep gue masih perawan).Dan berpindah dari kelas VIIke kelas VIII(8/2).
               Dikelas VIII,gue bersarang dikelas VIIA.Kelas ini masih dihuni dengan orang-orang yang lama dan wajah-wajah yang lama di kelas VIIA.Hanya wali kelasnya yang berbeda,guru yang apes harus mewali kelasi kami ini adalah seorang guru penyabar dan tegas,yaitu ibu Fitriani(bener gak tuh?).Dan ada satu hal yang sangat berubah,yaitu keributan dan kekacauan dikelas gue ini,berubah menjadi sangat super ribut dan super sangat kacau.Ini semua terbukti dengan semakin seringnya dipanggilnya oknum siswa kelas kekantor dan semakin seringnya dijemurnya dilapangan basket,hingga paling parah sampai ada yang terkena Skors.Itu semua karena hal-hal yang melanggar kodrat murid,seperti membuat guru sangat murka(hingga menangis),merusak fasilitas sekolah,hingga sesuatu hal yang sangat negative(negative dikalangan remΔja).Hal negative ini pun sempat menimpa gue,hingga membuat gue sangat kacau dan hancur-hancuran diSMP.Namun karena kegigihan gue ingin berhenti dan atas bantuan teman-teman yang mengerti(dan inget mama gue),gue bisa keluar dari jurang gelap dan kembali ke jalan yang benar.Untuk itu semua hal yang ingin kita lakukan,kita sangat butuh bantuan dari orang-orang terdekat,seperti teman maupun saudara.Bijak!
                Sedangkan di organisasi,gue masih diOSIS gue dan semakin dalam masuk kedalamnya.Dikelas VIII, gue bukan lagi anggota sekbid,tapi sudah beralih jabatan menjadi ketua sekbid,semuanya mulai berpindah.Ketua OSISpun sudah bukan Anan(siGanteng,karena cowo) lagi tapi digantikan dengan Sisca(siCantik,karena cewe).Dan bertambahnya teman-teman gue,yang tadinya hanya beberapa(bisa dihitung pake jari)menjadi bertambah(baru bisa dihitung pake sempoa).Teman-teman yang selalu bekerja sama dan selalu ada disenang ataupun duka (Ahmad,Sisca,Rika,Hamnah,Mega,Mario,Effendi,Aldy dan semua).Dan juga seorang Pembina yang selalu menuntun bagaimana agar sebuah organisasi bisa berjalan dengan baik dan kerjasama,yaitu Ibu Ani Zarnoor (Masih ingat? Yang bantuin gue di pendaftaran).
              Dikelas VIII gue tidak hanya mengikuti organisasi OSIS aja,tapi juga mengikuti organisasi lain,yaitu PASKIBRA.PASKIBRA adalah salah satu organisasi yang paling berat untuk sebuah organisasi diSMP gue waktu itu.Diawal pertama gue masuk organisasi satu ini,gue sudah mulai merasakan beban-beban berat yang gue alami,dari kena hukum push-up sampai dijemur dibawah panas sinar matahari.Hingga lama kelamaan semakin gila,dari disuruh minum satu botol bersama dalam satu baris(masih biasa) hingga yang tergeblek,disuruh makan permen karet dari satu mulut kemulut lainnya secara bergantian.Dan satu hal lagi yang paling kampret,yaitu cacian-cacian dari mulut senior.Nyekot-nyekot dihati.
               Dan ada satu tindakan senior yang waktu itu ngebuat gue nge-Down dari ucapan mulut manisnya.Yaitu dengan dia berucap:”Kenapa ya,setiap ada Ferdinan dibarisan,pasti jadi hancur itu barisan?”.Jelas dengan mendengar kata-kata seperti itu gue jadi Down dan hanya bisa menundukkan kepala sambli menahan malu(Ibarat benda,kemaluan gue sudah kaya terobek,terbakar dan musnah).
               Tapi,walau dengan semua pendapat buruk mereka tersebut,tidak membuat gue menyerah atau berhenti dari organisasi itu.Tapi dengan semua cacian mereka itu,gue jadikan sebuah motivasi buat gue maju dan membuktikan kepada mereka “GUE BISA” !!
                Dan dengan berjalannya waktu,dengan banyaknya hukuman yang gue dapatkan,dan dengan banyaknya ilmu yang juga gue dapatkan.Dan dengan dianggap siap(walau hanya dengan ilmu yang pas-pasan,modal nekat),gue dan 9teman mewakili sekolah untuk mengikuti lomba PASKIBRA.Dan waktu itu gue dipercaya untuk menjadi Dankton dalam barisan(Dankton=Pemimpin,yang biasanya teriak-teriak gak jelas).Dan dengan modal nekat tadi itu,dengan ajaibnya kami meraih juara 1 tingkat SMP/SMA sederajat.Hebat.Dan hebatnya lagi setelah perlombaan itu suara gue habis,dan baru bisa bersuara lagi sekitar 2 hari kemudian.
               Dan setelah perlombaan itu,organisasi PASKIBRA memutuskan untuk mengganti pengurus lama menjadi pengurus baru.Di pengurus baru ini,gue langsung ditunjuk sebagai ketua untuk diorganisasi berikutnya.Dan dengan setengah tidak percaya gue iyakan saja pemilihan secara brutal itu kepada gue.Lucu ya dimana gue yang sebelumnya seorang yang diremehkan dan dicaci menjadi orang yang dipercayai dan ditunjuk sebagai ketua.Tapi itulah hidup,tidak ada yang tidak mungkin yang bisa dicapai didunia ini bila kita berusaha dan mau mencapainya.Dan walaupun ada yang mencaci dan meremehkan,jangan jadikan itu tidak kepercayaan diri dan membuat kita mundur,Tapi jadikan itu sebuah motivasi untuk maju dan percaya diri kita bisa mencapainya.Dan buktikan bahwa“KITA BISA!”.Nothing is impossible !
                Setelah mengalami semua perjalanan pahit,asam,manisnya kehidupan selama satu tahun dikelas VIII,gue pun naik kelas ke jenjang berikutnya dengan agak sedikit baik dan ajaib.Gue naik kekelas IX(9/3),jenjang terakhir dimasa SMP sampai akhirnya LULUS.
                Dikelas IX,terjadi pembagian kelas ulang berdasarkan nama.Jadi didalam kelasnya berisi murid dengan sesuai abjad nama murid tersebut,contoh: Murid dengan nama berawalan “A”-“C” dimasukkan dikelas IXA.Dan karena nama gue berwalan “F”,gue dimasukan dikelas IXB.Di IXB ini berisi murid-murid dengan nama berawalan “D”-“H”.Dan dengan adanya pembagian kelas baru maka bertambah pula teman-teman baru gue,tapi teman lama tetap tidak dilupakan.Dikelas IXA ini,di wali kelasi oleh seorang guru seorang guru kece dan gendut cantik yang sempat menjadi wali kelas gue juga dikelas VII,Ibu Emilya agustin contesa.Dan entah kenapa murid-murid dikelas gue ini standar otaknya diatas rata-rata(pinter-pinter),dan ini dengan jelas membuat gue(si otak seperempat gram),jadi orang terhina diantara orang-orang terpandang.Ibarat dikalangan masyarakat,gue ini gelandangan,”gak terpandang+gak penting”.
               Dikelas IX ini gue jadi sangat punya banyak teman,khususnya teman cewek (maklum perilaku gue nyenengin buat para cewe,kaya homo|TAPI GUE GAK HOMO).Teman-teman cewe gue ini antara lain ada yang centil,tomboy,penggila K-POP sampai yang kurang waras(gila beneran.Si cewe-cewe tomboy nan centil si anak-anak Sprinkle (Wienda,Fenny,Dian,Desy dan yang lain),yang selalu baik dan selalu nraktir gue kekantin dan juga sering memberi barang-barang keren ke gue(Thanks girl).Dan juga para cewe penggila K-POP,anak-anak FTGB(Dear,Darma,Fahra,Eka dan yang lain),yang selalu memberi gue wejangan-wejangan tentang dunia K-POP(yang sebenarnya gak terlalu penting buat gue,tapi terimakasih).Dan juga ada para cewe yang gue bilang agak kurang waras,dan tapi sepertinya mungkin tidak usah gue certain kali ya?,takut mengganggu pikiran pembaca.(Dapat mengganggu jiwa).
               Di Organisasi? Gue masih aktif dalam kegiatan Organisasi.Tapi dikelas IX ini gue sudah tidak lagi di organisasi Osis,gue naik tingkatan ke organisasi lebih tinggi dari OSIS,yaitu MPK (Majaelis Perwakilan Kelas).Tugas MPK ini sama dengan OSIS,hanya tingkatan MPK lebih tinggi dan lebih sedikit tuganya(banyak perintahnya).Dan di MPK ini gue dipercayakan untuk menjabat sebagai ketua.Pemilihan gue sebagai ketua ini sendiri tidak secara brutal seperti pemilihan gue sebagai ketua PASKIBRA,tapi dilakukan secara demokratis.Pemilihan dilakukan secara terbuka dengan para anggota OSIS sebagai pemilihnya.Dan karena mungkin dengan pesona kegantengan gue yang begitu menggoda,gue dipilih sebagai ketua saat itu(PD abis!).
               Sedangkan di PASKIBRA sendiri dikelas IX saat itu gue masih aktif didalamnya.Namun gue sudah tidak lagi menjadi anggota tetap ataupun ketua lagi,tapi gue waktu itu gue menjadi pembimbing dan pelatih anggota PASKIBRA junior waktu itu.Jadi semua ilmu yang pernah gue dapatkan di PASKIBRA,kembali gue bagikan ilmu-ilmu itu ke anggota PASKIBRA junior.Dan didapatkanlah penerus-penerus yang cukup membanggakan.Dan ada pula pengganti gue sebagai ketua sekaligus Dankton di PASKIBRA waktu itu,dia adalah seorang cewe yang agak-agak kurangwaras,dan cukup dekat dengan para seniornya dan cukup disukai senior-seniornya(peres),yaitu Septy.Dan yang memang sengaja menunjuk dia sebagai pengganti gue adalah gue sendiri,karena dia sangat cukup memenuhi kriteria: GILA+PEDE.Dan walaupun suara dia agak cempreng(melengking),tapi dia cukup punya pengalaman dalam PASKIBRA.Pengalamannya yang pernah ikut kami(senior) lomba di suatu perlombaan antar sekolah.(Kini, ini orang jadi salah satu anggota PPI daerah banjarbaru kota.)
              Nah ngobrol-ngobrol soal perlombaan PASKIBRA itu,ada cerita yang membuat gue menyesal sampai sekarang.Dan beginilah ceritanya..
              Diwaktu itu gue dan teman-teman mengikuti perlombaan lagi dikala awal gue naik kelas IX.Perlombaan itu diselanggarakan oleh salah satu sekolah SMP di kota gue.Dan salah satu kriteria penilaian dalam lomba ini adalah “The Best Costum” (gak ngerti? Cari di google). Dan karena The Best Costum inilah asal mula tragedi penyesalan gue terjadi.Jadi,untuk mengatasi kekalahan lomba,kami paling tidak harus memenangi The Best Costum ini,dalam hati kami dengan percaya diri cukup rendah(?).Untuk itu kami membuat kostum kami dengan pakaian serba putih dari topi sampai ke kaus kaki.Namun setelah jadinya kostum,kami masih merasa belum puas dengan kostum,karena kosong putih kurang warna(kurang ramai|pameran kali ah ramai).Dan saat itulah keluar gagasan dari otak seorang jenius “Ahmad Riyadi” untuk kami membuat Emblem/Lambang yang untuk dipasang dikostum tampil kami(kok kaya terkesan mau pentas jadi badut Ancol ya?pake kata “Kostum”&”Tampil”|Bodo amat).Dan setelah sepakat,kami pun berangkat ketempat pembuatan emblem(sebut saja:Bordiran|biar gak repot)yang disarankan lagi lagi oleh otak seorang jenius “Ahmad Riyadi”(Mau tau siapa do’i? Ini twitternya:@amad_gampil|Buktikan sendiri kejeniusannya).Dan setelah memesan dan akur-akuran dengan mba pemilik bordirannya dan meminta kami untuk 5hari lagi kembali lagi dan mengambil Emblemmya dan bisa kami pakai besoknya untuk lomba.Dan setelah tepat dihari perjanjian,kami pun datang kembali ketempat bordiran itu dan.Namun setelah sampai disana,Apa yang kami temukan?*Jengjengg*.Toko bordiran tersebut tutup![What the f***!].Dengan melihat bordiran tersebut tutup,seketika gue melihat Ahmad dan ingin gue patahin batang lehernya jadi 4bagian,karena dia yang menyarankan tempat ini kemarin.
“Gimana ini tutup tokonya?” kata Indah salah satu teman gue yang berbadan gempal.
“Ya mau gimana lagi?tutup” kata Ahmad sipenyaran.Dengan mendengar kata-kata Ahmad itu,jadi ingin benar-benar gue patahin batang lehernya.
“Eh tunggu dulu!” kata Mega salah satu teman gue lagi mencoba menenangkan kepanikan kami.
“Apaan meg?” kata gue.
“Itutuh ada nomor Hp” kata mega sambil menunjuk spanduk yang ada diatas toko bordiran tersebut.
“Eh iya,coba telpon coba!” kata siJenius Ahmad dengan gagahnya.
               Mega pun menelpon nomor yang ada dispanduk tersebut,siapa tau itu nomor mbanya dan masih ada harapan kami bisa mengambil Emblem tersebut.”Tutt Tutt tuttt..”suara Hp Mega.Lalu tak lama ada yang menyahut dari seberang telpon.
“Halo,Assalamualaikum” kata mega.
              Dan kemudian Mega menjauh dari kami untuk mencari ketenangan agar bisa lebih tenang bicara dengan orang yang ditelponnya tersebut.Lalu tak lama setelah itu Mega menutup telponnya,dan berjalan kea rah kami dengan wajah kecewa(Matanya binar dengan hidungnya yang kembang kempis).
“Gimana Meg?” Kata Rika,salah satu teman gue yang lumayan gendut.
“Ehh,Mbanya yang kemarin itu katanya masuk rumah sakit.Itu tadi yang ngangkat telponnya mamanya,katanya lagi mbanya sakit Tifus” kata Mega mencoba menerangkan informasi apa yang dia dapatkan dari hasil menelponnya tadi.
“Hah?Sakit? Kampret nyusahin aja,kenapa gak mati sekalian” Kata gue emosi dengan ngeluarkan sumpah serapah.(Ini dia masalahnya).
“Eh Fer jangan gitu,kasian juga kali mbanya” kata Rika menyahut.
“Iya Ferdi ni ah! Mendingan kita samperin mbanya dirumah sakit,kali aja itu Emblem dibawa sama mbanya.Sekalian jengungikn nenek gue” kata si Ahmad yang mulai ngaco.Dan dengan kata-katanya ini semua teman gue yang mendengarnya jadi ingin memutilasinya jadi 163,5 bagian.
               Dan setelah mulai merasa putus asa,kami pun pulang dan memutuskan untuk besok yang akan dipasang dikostum lomba kami adalah Emblem kelas dan sekolah kami.Dan melupakan semua kejadian yang terjadi hari itu.Pasrah.Dan ajaibnya kami kalah dalam lomba!
               [Lalu apa yang membuat gue menyesal sampai sekarang??]
               Setelah kejadian sumpah serapah gue itu,gue mencoba sengaja lewat didepan toko bordiran tersebut.Dan jelas saja toko itu tidak buka.Hingga setiap gue lewat toko itu,toko itu tak pernah buka.Dan sampai sekarang pun toko itu tak pernah buka-buka lagi,bahkan terakhir kali gue lewat situ toko itu sudah digantikan dengan toko lain,toko boneka.Apa yang terjadi dengan toko itu?Apa yang terjadi dengan Mba pemilik toko itu?Apa dia masih dirumah sakit?Atau dia….? Apa sumpah serapah gue jadi kenyataan? Bila jadi kenyataan,apakah mungkin mba itu sudah…. Itu pertanyaan terbesar gue sampai sekarang dan sekaligus sebuah penyesalan terbesar gue sampai sekarang.Maafin gue mba.Tolong jangan ditiru perbuatan gue yang satu ini.Ingat!Mulutmu harimau mu bukan hariamauku,atau bahkan bukan harimau mba pemilik toko bordir.
              Begitulah kisah masa SMP gue yang gue lewati selama 3tahun itu.Dan gue dengan sukses LULUS dengan nilai yang cukup lumayan tinggi.Tapi sebelum ada satu hal yang membuat gue sedih,”Celana gue robek waktu perpisahan,man ague baris paling depan,kan malu”.Tapi itulah kenangan.
              Dan begitulah semua kisah-kisah gue dimasa SMP,dari yang membahagiakan,menyedihkan sampai menghinakan.Kisah yang tidak akan bisa dilupakan.Kisah-kisah bersama semua guru dan semua teman-teman.
             Ngomong-ngomong teman,walau sudah LULUS dan sekolah ditempat-tempat yang berbeda,gue dan teman-teman masih suka ngumpul-ngumpul bareng.Atau pun bersilaturahmi ke rumah guru-guru kami.
             Si Ahmad? Si Ahmad masih sangat sering bertemu sama gue.Dia juga hampir 3x seminggu kerumah gue,entah itu hanya main-main saja atau itu dia minta makan ke gue.
             Itulah kenangan,tidak akan mungkin bisa dilupakan,walau itu manis atau pahit sekalipun.Karena kenangan tidak untuk dilupakan tapi untuk diingat dan dijadikan pelajaran. 
             Begitulah kisah SMP gue,sekian sampai disini.Akan ada kelanjutannya lagi dari kisah gue selanjutnya”PUTIH-MERAH,BIRU,ABU-ABU part 3”.Sebuah kisah masa SMA gue.Bersambung….
           
PS:Alhamdullilah nilai rapot gue lumayan bagus,rata-rata nilainya 80’an dan dapat peringkat 14 dari 32 murid.Cukup baik untuk otak seperempat gram seperti gue.Oh ya, Selamat hari Natal dan Tahun baru.. Semoga ditahun yang baru ini kita dapat menjadi seorang yang baru,menjadi seorang yang lebih baik & baik lagi.Amin.Terakhir:Selamat ulang tahun buat salah satu pembaca setia blog gue dibulan Desember kemarin, @desypurnama_m . Wish you all the best girl ;;)

3 komentar:

Unknown mengatakan...

PERTMAXXXXX
*bodo amat apaan yg di pertamax-in yg penting
PERTAMAXXX

Unknown mengatakan...

eh, ternyata butuh waktu lama baca harianmu ...
Lanjutkan ! pantes kog kalau mau jadi penulis !!
By : teman lamamu (kentuk) :p ahh jelek banget kentukk..

Unknown mengatakan...

Makasih sisca, amin ya allah amin..

Posting Komentar

 
;